Budidaya Ikan Discus

Written By Admin on Tuesday, 13 January 2015 | 01:21

Cara Merawat Ikan Discus
Cara Merawat Ikan Discus
Ikan discus merupakan jenis ikan hias yang didatangkan dari sungai Amazon (Brasil). Disebut discus karena  bentuk tubuhnya mirip lempengan disk yang berdiri tegak. Diskus awalnya terdiri dari heckel discus, brown discus, green discus, dan blue discus. Bentuk tubuh ikan discus ini pipih bundar dengan warna dasar coklat kemerahan dengan garis berombak dan beraneka ragam tak beratur mulai dari dahi sampai samping perut. Mata ikan discus berwarna merah dan garis tengah tubuhnya paling besar 15 Cm. Ikan discus dikenal tidak suka mengganggu cenderung menyendiri atau mengelompok dengan ikan sejenisnya.

Hal yan paling penting dalam budidaya adalah memilih indukan yang baik. Caranya dengan budidaya sejak kecil. Setelah berumur 15-20 bulan, discus ini akan memilih pasangannya sendiri. Pasangan discus inilah yang kita ambil dan dipindahkan untuk dipijahkan.

Persiapan tempat: 

1. Siapkan akuarium ukuran 60  X 40 X 40 Cm.
2. Suhu air dalam akuarium antara 28 -30 derajat Celcius.
3. PH air berkisar 5-6.
4. Air dapat diambil dari sumur atau dari PDAM yang telah diendapkan selama 24 jam.
5. Tambahkan filter dan aerator.
6. Sediakan paralon atau pot

Cara pemijahan:

1. Masukkan induk discus yang berpasangan ke dalam akuarium.
2. Pasang paralon atau pot di dalam akuarium untuk menempelkan  telor.
3. Telor yang baik akan menetas setelah 60 jam.
4. Setelah telor menetas, bersihkan larvanya lalu pindahkan ke tempat yang aman dan bersih beserta induknya.
5. Setelah 3-4 hari larva discus ini sudah dapat berenang dan mulai menggelayuti induknya sambil menghisap lendir yang ada di sekujur tubuh induknya sebagai makanan utama.
6. Diskus setelah berumur satu minggu baru bisa diberi makan berupa kutu air atau larva artemia.
 
Cara Pembesaran:

1. Pindahkan anakan discus berusia satu bulan dari induknya ke akuarium berukuran 100 X 50 X 35 Cm. Setelah besar pindahkan discus ke akuarium yang lebih luas lagi.
2. Agar terlihat bagus, discus sebaiknya ditempatkan di akuarium standar (induk 50 X 50 X 40 Cm dan anakan discus 50 X100 X 35 Cm)
3. Agar ikan discus tetap hidup dengan baik, sediakan pakan alami seperti dapmia, cacing sutera, cacing super,  jentik nyamuk, udang, dan sejenisnya. Diskus juga suka mengkonsumsi pakan buatan campuran dari  jantung, hati, daging, udang, ikan, dan sayuran.

Sebaiknya, budidaya ikan discus dilakukan secara kelompok. Budidaya secara kelompok ini lebih efektif dan efisien. Budidaya secara kelompok juga memudahkan proses pemasaran dan distribusi

PENGENALAN IKAN DISCUS

Pertama kali saat ingin memelihara ikan discus, tentunya kita inginkan jenis dan kondisi yang baik bukan? dengan begitu kita pun akan mudah memelihara ikan tersebut dengan baik pula dan hasilnya tidak akan mengecewakan kita. Berikut ini adalah cara memilih ikan tersebut yang diambil dari berbagai sumber

Warna kulit yang cerah, tidak berselaput ataupun mengeluarkan lendir yang berlebihan. Warna kulit yang hitam kusam menandakan kondisi discus yang tidak sehat. Garis hitam vertical/stress bar yang sangat menyolok/tegas menandakan discus dalam kondisi stress yang berat. Jumlah garis ini berbeda-beda menurut varian ikan. Biasanya berjumlah antara 7-18 bar. Stress bar ini tidak menentukan sakit tidaknya seekor discus, tetapi sebagai parameter kondisi discus akibat kaget, atau kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi discus. Banyak jenis discus yang menunjukkan stress-bar nya dengan jelas.

Sisik pada ikan yang bersih dan tidak terkelupas, tidak berbintik putih dan berlendir terlalu banyak. Sirip ikan haruslah terlihat bersih dan lengkap. Sirip yang sobek, rusak, berjamur menandakan ikan tidak sehat. Biasanya pada sirip ikan sering terserang fin rot. Sirip yang tidak cacat dan seimbang akan membuat bentuk discus bulat dan indah dipandang.

Warna mata yang bening, tidak berselaput ataupun berbintik putih. Bola mata yang tidak terlalu mencolok keluar seperti ban radial. Mata demikian disebut pop eye yang disebabkan kondisi air yang jelek, dan ikan terjangkit intestinal bakteri. Ukuran mata yang terlalu besar pada ikan yang berukuran kecil menandakan ikan tersebut terhambat pertumbuhannya atau biasa disebut bantet/ kontet. Selain itu mata yang hitam dapat diakibatkan oleh penyakit internal dan terlalu lama terkena kontaminasi obat-obatan dalam jangka lama

Bentuk tubuh ikan discus yang ideal, tidak kurus yang nampak dari ketebalan dahi/ jidat discus. Discus yang tidak cacat fisik, biasanya terlihat dari depan/ muka dimana sisi kiri dan kanan terlihat sama. Mulut ataupun bagian tubuh lainnya tidak ada yang lebih ke kiri/ ke kanan.

Cara bernafas yang berirama teratur, dimana kedua insang membuka dan menutup bersamaan, tanpa ada yang lebih besar membukaya ataupun bernafas hanya dengan satu insang. Biasanya ikan yang bernafas dengan satu insang terjangkit Gill Fluke Dactylogyrus atau kutu insang. Tutup insang rata menutupi insang, tidak pendek dan tidak menganga terbuka. Juga harus diperhatikan nafas yang snagat cepat, yang dapat disebabkan oleh kekurangan oksigen naum dalam jangka panjang akan merusak fungsi insang

Discus yang sehat umumnya tidak takut terhadap manusia yang melihatnya. Discus yang baik dan sehat biasanya akan segera mendekat dengan cepat, mengira akan diberi makan. Selain itu discus yang sehat umumnya tidak menyendiri, tertapi berbaur dengan teman-temannya.

Umumnya discus yang sehat, gaya berenangnya tenang, tidak tersendat-sendat. Discus yang suka menggesekkan bagian tubuhnya ke alat-alat atau benda sekitarnya, umumnya terserang parasit. Hal ini mungkin karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat gigitan kutu ataupun jamur/ bakteri pada kulit maupun insang. Discus yang sehat umumnya berenang dengan tenang, dasi/pectoral fin – sirip depan bawah perut diturunkan sehingga terlihat gagah pada saat berenang.

Jangan mudah tertipu dengan warna. Warna merah membara pada mata dan warna yang menyolok, terutama pada discus kecil & remaja (antara 2-3 inci), bukan jaminan untuk mendapatkan discus yang baik. Pada saat ini ada sebagian kalangan yang menggunakan hormon untuk memaksakan keluarnya warna ikan, yang bertujuan untuk memudahkan penjualan dan meningkatkan daya tarik ikan. Warna ini tidak akan bertahan lama (kurang lebih 2 minggu – 1 bulan). Pemakaian hormon dapat mengakibatkan gagalnya pemijahan atau anakan yang dihasilkan sedikit dan biasanya tidak sehat.

Batik atau pattern ikan biasanya akan timbul mulai 2 inci ke atas dan bertahap. Berhati-hatilah jika membeli discus yang sudah keluar batik sejak ukuran kecil, karena kemungkinan adanya pemberian hormon untuk mengeluarkan batik ini agar terlihat indah. Adalah wajar batik yang keluar hanya setengah atau kurang pada ukuran 2 inci, namun terkadang kualitas discus yang rendah mengakibatkan batiknya tidak keluar secara sempurna hingga full satu badan.

Usahakan membeli ikan paling tidak ukuran 2 inci, karena pada ukuran inilah ciri-ciri ikan sehat dan baik dapat dilihat dibandingkan ukuran yang lebih kecil. Hindari untuk membeli burayak walaupun harganya murah, terutama jika anda seorang pemula. Jangan tergiur dengan keuntungan karena memelihara burayak tidak mudah.

Selain itu, yang harus diterima oleh pemula adalah cacat fisik seperti mata besar sebelah, pertumbuhan fin tidak sempurna, dahi menonjol, bagian kepala meruncing dll. Kemudian yang terpenting adalah lakukan adaptasi secara perlahan sesudah tiba dirumah dan lakukan karantina pada setiap ikan yang dibeli.

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Translate

Powered by Blogger.
 
Support : Cara Memelihara Ikan Discus
cara memelihara ikan discus, memilih ikan discus, jenis ikan discus, pakan ikan discus, budidaya ikan discus, pembesaran ikan discus, makanan ikan discus, cara ternak ikan discus, penyakit ikan discus, pemijahan ikan discus, harga ikan discus, akuarium ikan discus